BAB I
PENDAHULUAN
Bioteknologi telah berkembang pesat dalam beberapa
tahun terakhir. Hal ini telah menjadi salah satu teknologi yang paling
menjanjikan untuk menghadapi tantangan yang banyak dihadapi manusia.
Peningkatan kualitas pangan yang dihasilkan oleh perkembangan terbaru dalam
pemuliaan dan rekayasa genetika memiliki efek positif seperti dapat mengurangi
krisis pangan dan memerangi perubahan iklim. Kemajuan bioteknologi dalam bidang
pangan tersebut meliputi teknologi fermentasi, rekayasa genetika, dan teknologi
aplikasi enzim yang menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin
meningkat.
Teknologi aplikasi enzim berperan
sangat penting dalam industri pangan, baik produk pangan tradisional
maupun desain produk pangan yang baru. Penggunaan enzim dalam bioteknologi modern
semakin berkembang secara cepat. Banyak industri-industri yang telah
memanfaatkan kerja enzim, meliputi industri pangan dan non pangan. Salah satu
enzim yang berperan dalam industri pangan yaitu enzim pektinase yang berfungsi pada
proses pengolahan sari buah.
Tujuan dari
pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui peran dan aplikasi enzim pektinase
dalam industri pangan, sedangkan manfaatnya yaitu dapat menambah wawasan
masyarakat tentang pemanfaatan enzim khusunya enzim pektinase pada bidang
pangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pemanfaatan Enzim dalam Bidang Pangan
Enzim
adalah biomolekul berupa protein.
Suatu enzim dapat mempercepat suatu reaksi 108 sampai 1011 kali lebih
cepat daripada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim
dapat berfungsi sebagai katalis yang efisien karena dapat menurunkan energi
aktivasi suatu reaksi kimia (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006). Perkembangan ilmu bioteknologi telah menempatkan penggunaan
enzim sebagai salah satu alternatif untuk berbagai keperluan misalnya di bidang
industri, pengobatan, dan analisis. Keuntungan penggunaan enzim antara lain :
(1) sebagai bahan alami yang tidak beracun, (2) mempercepat reaksi, (3) enzim
aktif pada konsentrasi rendah, (4) kecepatan reaksinya dapat diatur dengan
mengatur suhu, pH, dan jumlah enzim yang digunakan, (5) Dapat diinaktifkan jika
reaksi yang diinginkan sudah diperoleh, (6) sebagai senyawa alamiah yang ramah
lingkungan (Sebayang, 2006).
Sumber enzim
bisa berasal dari hewan, tanaman dan mikroorganisme, dan untuk keperluan
Industri biasanya enzim diperoleh dari mikroorganisme (Novita, 2006). Enzim
banyak digunakan di berbagai bidang kegiatan. Enzim digunakan secara luas dalam
bidang industri, terutama industri bioteknologi. Enzim berperan sangat
penting dalam industri pangan, baik produk pangan tradisional maupun desain
produk pangan yang baru. Sebelum dikenalnya teknologi modern, pemanfaatan enzim
sudah dilakukan dengan tidak sengaja. Beberapa keuntungan penggunaan enzim
dalam pengolahan pangan adalah aman terhadap kesehatan karena bahan
alami, mengkatalisis reaksi yang sangat spesifik tanpa efek samping, aktif pada
konsentrasi yang rendah, dan dapat digunakan sebagai indikator kesesuaian
proses pengolahan (Dimas, 2011). Enzim dimanfaatkan untuk menghasilkan produk bioteknologi dalam berbagai
bidang pangan diantaranya enzim
xilanase, enzim pektinase, enzim lipase, enzim selulase, enzim phytase, enzim
glukosa oksidase dan enzim papain (Widiati, 2012).
2.2. Enzim Pektinase
Pektinase adalah
nama umum dari kelompok enzim yang mengatalisis hidrolisis ikatan glikosidik
pada polimer pektat (Rangarajan 2010) atau enzim yang berperan dalam degradasi
substansi pektin (Heerd et al., 2012). Menurut Oyeleke (2012), pektinase
merupakan enzim komersial yang dapat merusak pektin (substrat polisakarida)
dengan cara memecah asam poligalakturonat menjadi asam monogalakturonat melalui
pelepasan ikatan glikosidik. Pedrolli et al. (2009) menjelaskan selain
mengatalisis degradasi zat pektat (pektin) melalui depolimerisasi (hidrolase
dan liase), pektinase juga dapat merombak zat pektat (pektin) tersebut melalui
reaksi diesterifikasi (esterase).
Pemanfaatan enzim pektinase saat ini telah banyak dilakukan,
misalnya pada pengolahan limbah cair, dan industri makanan seperti pada
industri penjernihan sari buah. Secara umum enzim pektinase yang dihasilkan
oleh Bacillus subtilis (Rosmanansari et
al., 2013). Enzim ini digunakan sebagai biokatalis
untuk merombak senyawa pektat atau pektin dalam industri sari buah maupun dalam
industri teh. Enzim pektinase dapat dihasilkan oleh berbagai mikroorganisme, sel
tumbuhan maupun sel hewan (Sofia, 2008).
Sumber pektinase dapat dihasilkan dari
limbah organik seperti kulit jeruk, kulit apel, kulit kakao dan kulit pisang.
Salah satu upaya untuk memanfaatkan limbah ini adalah menggunakannya sebagai
media untuk fermentasi enzim. Sofia (2008) meneliti kandungan senyawa pektinase
dari limbah kulit pisang halnya aktifitas enzim maksimum yang diperoleh dari substrat
kulit pisang sebesar 64,27 mg grup pereduksi/menit/mg protein enzim. Analisa
aktifitas enzim diukur berdasarkan jumlah grup pereduksi yang dibebaskan dari
larutan pektin citrus I % pada kondisi pH 4,6 dan temperatur 450 C.
Senyawa pektat dalam kulit pisang tersebut dapat digunakan untuk mensintesis
enzim-enzim pektinase oleh mikroorganisme.
2.3.
Pemanfaatan enzim pektinase
Limbah hasil
pertanian memiliki potensi besar dalam
pemanfaatannya seperti digunakan sebagai media pertumbuhan bagi
mikroorganisme untuk memproduksi enzim.
Limbah hasil pertanian yang digunakan adalah tanaman
kakao yang tergolong tanaman multi guna. Kandungan nutrisi yang banyak
terdapat dalam kulit kakao ini dapat dimanfaatkan sebagai media pertumbuhan
bagi mikroorganisme untuk menghasilkan enzim. Penelitian terdahulu telah
dilakukan oleh Pahlevi (1987), dengan memanfaatkan kulit kakao sebagai media
untuk memproduksi enzim pektinase. Limbah kulit buah kakao dapat digunakan
sebagai pakan ternak, Selain itu pulpnya dapat dimanfaatkan menjadi bahan
pangan yanitu nata de cacao. Kulit
kakao yang digunakan sebagai sumber karbon dan urea sebagai sumber nitrogen
dalam fermentasi media padat untuk menghasilkan enzim pektinase dengan bantuan Aspergillus niger. Enzim pektinase
tersebut digunakan dalam proses penjernihan sari buah yang melibatkan
degradasi bahan untuk mempercepat ekstrasi jus dari buah-buahan, selain itu
dapat digunakan untuk perendaman biji kakao untuk pelepasan pulp biji kakao,
pulp kakao tersebut akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan nata de cacao, sedangkan kulit kakao yang telah mengalami proses fermentasi dengan bantuan Aspergillus niger akan digunakan sebagai
pakan ternak karena mempunyai tingkat kecernaan
dan kandungan protein yang
tinggi, meurunkan kandungan tanin dari kulit kakao tersebut.
2.4. Aplikasi Enzim Pektinase dalam Industri
Pangan
Pektin telah banyak
digunakan, baik pada industri pangan, maupun non-pangan. Penggunaan pektin pada
industri pangan diantaranya sebagai bahan pembentuk gel dan penstabil pada sari
buah, jelly, jam, dan marmalade, selain itu pektin juga
berperan sebagai penstabil pada minuman susu asam dan yoghurt (Willats et al.
2006), membantu proses fermentasi teh dan kopi (Phutela et al. 2005).
Pektinase berguna terhadap pemecahan
substansi pektin. Pemecahan substansi pektin oleh pektinase akan menurunkan
viskositas sari buah yang kaya akan pektin kasar, memperpendek waktu penekanan (press-time),
dan meningkatkan laju alir sari buah (juice flow) (Heerd et al.
2012), selain itu pektinase dapat juga digunakan untuk melunakkan dinding sel
dan mampu meningkatkan rendemen ektrak jus dari buah sehingga enzim pektinase
menjadi salah satu enzim yang penting pada industri pangan (Oyeleke 2012).
Metode pengambilan sari buah dari buah asalnya biasamenggunakan
metode ekstraksi. Buah yang diekstrak akan menghasilkan sari buah. Sari buah
yang diperoleh biasanya masih mengandung partikel padat, sehingga perlu
dihilangkan dengan penyaringan agar mendapatkan sari buah yang jernih.
Pemisahan dengan didiamkan beberapa waktu akan terjadi pengendapan padat
karena adanya gaya gravitasi partikel padat, kemudian dapat diambil bagian
jernihnya. Proses penjernihan yang lebih efisien dapat menggunakan bantuan
enzim pektinase (Adi, 2011).
BAB III
PENUTUP
Pengertian enzim secara umum
yaitu enzim merupakan senyawa organik bermolekul besar yang berfungsi
untuk mempercepat jalannya reaksi metabolisme di dalam tubuh tanpa
memperngaruhi keseimbangan reaksi. Enzim banyak berperan pada pemecahan
beberapa masalah vital di era modern seperti sekarang, misalnya produksi
makanan, kekurangan dan pemeliharaan energi, dan peningkatan lingkungan dan
beberapa industri. Berbagai enzim yang digunakan secara komersial berasal dari
jaringan tumbuhan, hewan, dan dari mikroorganisme yang terseleksi.
DAFTAR PUSTAKA
Adi. P. D. 2011. Penggunaan enzim dalam industri pangan.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Dimas,
A. P. 2011. Penggunaan Enzim dalam Industri Pangan. Universitas Diponegoro,
Semarang.
Novita, W., K. Arief, F. C. Nisa, dan U. Murdiyatmo.
2006. Karakterisasi Parsial Ekstrak Kasar
Enzim Protease dari Bacillus
amyloliquefaciens NRRL B-14396. Jurnal Teknologi Pertanian. 7 (2): 96-1.
Oyeleke S.B., Oyewole O.A., Egwim E.C.,
Dauda BEN, Ibeh EN. 2012. Cellulase And Pectinase Production Potentials Of Aspergillus
Niger Isolated From Corn Cob. J Bayero journal of pure and app scie 5(1): 078-083.
Pahlevi, I. (1987). Pemanfaatan Kulit Buah Coklat Sebagai Media
untuk Memproduksi EnzimPektinase oleh Aspergillus niger dengan Cara Fermentasi
Media Padat. Skripsi Tidak Diterbitkan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Rangarajan V, Rajasekharan M,
Ravichandran R, Sriganesh K, Vaitheeswaran V. 2010. Pectinase production from orange peel extract and dried
orange peel solid as substrates using Aspergillus niger. J Internasional
Journal of Biotech and Biochem 6(3):
445-453.
Sebayang, F. 2006. Pengujian Stabilitas Enzim Bromelin
Yang Diisolasi Dari Bonggol Nanas Serta Imobilisasi Menggunakan Kappa
Karagenan. Jurnal Sains Kimia. 1 (1).
Widiati, H.S., 2012. Isolasi, Pemurnian dan
Penentuan Beberapa Sifat Protease Dari Pseudomonas
cocovenenans B-154 yang Difraksinasi dengan Garam Ammonium Sulfat. Skripsi
PS MIPA Unsoed, Purwokerto.
Willats WGT, Knox JP, Mikkelsen JD.
2006. Pectin: New Insights Into An Old Polymer Are Starting To Gel. J Trends in
Food Scie and Technol 17: 097-104.
Mengapa informasinya disembunyikan sebagian. Sayang....sekali. Bukankah ilmu yg bermanfaat
BalasHapusSangat mahal nilainya dimata Allah.
terimakasih informasinya
BalasHapus