TUGAS MAKALAH
BIOTEKNOLOGI
ENZIM GLUKOSA
ISOMERASE
BAB I
PENDAHULUAN
Bioteknologi
merupakan sebuah ilmu yang mempelajari mengenai bagaimana cara memanfaatkan
makhluk hidup seperti jamur, bakteri, virus dan sebagainya untuk menghasilkan
produk sehingga bisa dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia. Pada awalnya ilmu
bioteknologi yang berkembang hanyalah bioteknologi konvensional, namun sekarang
sudah berkembang pula bioteknologi modern, bioteknologi pangan, dan
bioteknologi peternakan serta yang lainnya.
Bioteknologi
dalam bidang peternakan dimanfaatkan untuk membuat vaksin, antibodi, pakan
bergizi tinggi dan hormon pertumbuhan. Dalam memperoleh produk hasil
bioteknologi ini paling banyak mengguanakan enzim sebagai pemanfaatannya. Enzim
yang sering digunakan adalah enzim protease, amilase, rennin, pektinase,
glukosa amirase, glukosa oxidase, dan lipase. Enzim tersebut dihasilkan oleh
organism yang berbeda-beda dan menghasilkan produk yang berbeda-beda pula.
Tujuan
pembuatan makalah untuk membahas lebih spesifik tentang enzim glukosa isomerase
dan pemanfaatannya dalam bidang industri peternakan. Manfaat pembuatan makalah
yaitu menambah pengetahuan dan pemahaman
mahasiswa tentang bioteknologi peternakan khususnya dalam pemanfaatan enzim
glukosa isomerase.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 . Enzim Glukosa Isomerase
Enzim
glukosa isomerase merupakan enzim intraseluler dari golongan aldosa-ketosa
isomerase yang mengkatalisis gula aldosa menjadi fruktosa sebagai gula ketosa.
Enzim tersebut mengkonversi xilosa (gula dengan lima karbon) menjadi xilulosa
lebih cepat dibandingkan mengkonversi glukosa (gula dengan enam karbon) menjadi
fruktosa.
Aktivitas
enzim ini ditemukan pada tahun 1953 yang diperoleh dari ekstrak Lactobacillus pentosus. Sementara itu
aktivitas enzim tersebut yang mampu merubah glukosa ke fruktosa baru ditemukan
lima tahun kemudian yaitu pada tahun 1957. Enzim tersebut diekstrak dari Pseudomonas
hydrphila. Sejak ditemukan pertama
kalinya enzim ini telah banyak disiolasi dari organisme yang lain semisal Streptomyces,
Lactobacillus, and Bacillus.
Enzim ini memiliki karakteristik substrat yang
spesifik ( xylose > glucose > ribose ). Kation divalent
enzim ini yaitu Mg2+, Co2+, dan Mn2+. Beberapa
dari jenis enzim ini telah diimmobilisasi dan dipatenkan untuk digunakan secara
komersil. Banyak literature yang menggambarkan karakteristik dari enzim ini.
Salah satu jenisnya yaitu enzim yang bersifat thermostabil. Enzim ini diisolasi
dari Streptomyces dan Actinoplanaceae (termasuk Ampullariella dan
Actinoplanes). Pada pembuatan gula fruktosa pada suhu tinggi
akan menyebabkan ketose dan aldose proportional. Selain itu dengan meningkatnya
suhu akan mengurangi potensi resiko yang didapat dari kontaminasi mikrobia.
2.2 . Mekanisme
Isomerisasi
Keseluruhan reaksi untuk xylose isomerase dalam
reaksi isomerisasi gula glukosa ke fruktosa transfer hidrogen
intramolekular dari C2 ke C1 gugus gula.
Berikut gambar mekanisme isomerisasi glukosa – fruktosa yang dikatalisis oleh
enzim glucose/xylose isomerase.
Gambar mekanisme diatas telah didukung oleh kajian
x-ray dari kristalisasi enzim glukosa isomerase. Mekanisme diatas merupakan model isomerisasi
tanpa cis-enediol intermediate. Residu yang berperan yaitu Lysin, histidin 53
dan aspartat 56 serta kofaktor yang menstabilkan proses isomerisasi yaitu metal
dengan muatan +2. Atom C1 (gugus aldosa menerima hidrogen pendonor residu yaitu
Lysin. C1 sebagai aseptor hidrogen kemudian melepas ikatan rangkap O dengan
transfer hydrogen yang dimediasi dan distabilkan oleh kofaktor logam +2,
sehingga C2 menjadi berikatan rankap dua dengan atom O (menjadi gugus keton).
2.3 . Karakterisasi
Pada literature penelitian enzim dari mikroba
Aspergilus oryzae, diperoleh nilai pH dan Suhu optimum. Berikut grafik hubungan
aktivitas dari pH dan temperature :
Dari gambar diatas dapat diketahui aktivitas enzim
berada paling rendah ketika pH kisaran 5,5. Aktivitas tersebut semakin
meningkat ketika pH juga dinaikan, dan pada pH 7,5 aktivitas berada pada titik
optimum. Aktivitas tersebut juga semakin meningkat ketika suhu dinaikan dari 500C.
dan berada pada aktivitas optimum ketika suhu 700C.
2.4
. Pemanfaatan
Glukosa Isomerase dalam Industri Peternakan
Enzim
glukosa isomerase mengkonversi xilosa (gula dengan lima karbon) menjadi
xilulosa yang dapat digunakan sebagai campuran untuk
pakan ayam boiler secara langsung karena dapat meningkatkan bobot badan,
mempengaruhi konversi dan efisiensi pakan serta viskositas pencernaan, selain
itu pemanfaatan enzim tersebut dalam industri pangan untuk pembuatan sirup
karena dapat menghidrolisis glukosa menjadi fruktosa sehingga menghasilkan
tingkat kemanisan yang tinggi dan dapat dimungkinkan sebagai menjadi pengganti molases
dalam pembuatan pelet.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Enzim glukosa isomerase dapat dimanfaatkan untuk dicampurkan
secara langsung dalam pakan ayam broiler dan dapat pula dijadikan sebagai
pengganti molases dalam pembuatan pelet.
3.2. Saran
Perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut mengenai kegunaaan enzim
glukosa isomerase agar pemanfaaannya bisa dimaksimalkan.
BAB
IV
DAFTAR
PUSTAKA
Hayai, M. 2000. Mempelajari Pengaruh
Konsenrasi Sel dan Alginat pada Imobilisasi Arthrobacer
sp. NRRL B-3728 dengan Metode Penjerapan terhadap Aktivitas Glukosa
Isomerase. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Natasendjaja, W. 1983. Aktivitas Enzim
Glukosa Isomerase dari Fusarium sp.,
Streptomyces sp., S-2 1 dan Sterptomyces phaeochromogenes FERM – P
221. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sudiro, A. 1994. Pemanfaatan Onggok
untuk Produksi Enzim Glukosa Isomerase dari Streptomyces
Olivaceus S-58. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
epimerases and cis-trans isomers promote the interconversion of stereoisomers. The prevalence of isomer in nature is partly dependent on the isomerization energy, the difference in inner energy between isomers. Isomers having similar energy levels can interconvert readily and are usually detected in comparable proportions. isomerase introduction
BalasHapus