Minggu, 28 April 2013

MATERI ITP 2 EKOLOGI PASTURA


BAB II

EKOLOGI PASTURA

Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan tentang peran tanaman pakan dalam ekosistem pastura dan ekosistem pertanian pada umumnya..

Tujuan Instruksional Khusus

            Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat :

1.      Menjelaskan pengertian-pengertian istilah-istilah dalam ekologi
2.      Menjelaskan kepentingan pemahaman konsep-konsep ekosistem pastura
3.      Menjelaskan proses utama dalam ekosistem dalam aliran energi dan nutrisi
4.      Menjelaskan problematik stabilitas ekosistem pastura
5.      Menjelaskan konsep adaptasi  tanaman pakan melalui konsep suksesi klimaks
6.      Menjelaskan prinsip penyebaran tanaman rumput dan legum di muka bumi.

Uraian dan Contoh

  1. Konsep Ekosistem

            Pengertian-pengertian
  • Ekologi
Ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
  • Sistem
Kesatuan kompomen-komponen yang mempunyai keteraturan hubungan di antaranya.

  • Sistem ekologi (ekosistem)
Sistem yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang saling berhubungan dan terlibat secara bersama-sama dalam aliran energi dan siklus nutrisi
  • Lingkungan
Segala faktor luar yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup baik abiotik maupun biotik
Menurut Spedding (1971) ekosistem adalah system terbuka di antara tanaman, hewan, sisa bahan organic, atmosfer, air dan mineral tanah yang terlibat bersama-sama dalam aliran energi dan sirkulasi nutrisi.  Berdasarkan definisi tersebut maka di dalam ekosistem terdapat 3 proses utama yaitu produksi biomasa, aliran energi dan siklus nutrisi.  Produksi biomasa tercermin dari adanya tanaman, hewan dan sisa bahan organik  Aliran energi dan siklus nutrisi tercermin dari adanya komponen biotik ang meliputi produsen (tanaman), konsumen (hewan) dan dekomposer (perombak sisa bahan organik) yang berinteraksi dengan komponen fisiknya yaitu energi radiasi matahari, nutrisi unsure-unsur mineral dan lingkungan iklim seperti curah hujan, kelembaban dan suhu seperti pada Gambar 1. 







Interaksi Biotik
 



Interaksi Abiotik
 

 













Gambar 1.1.  Interaksi Biotik dan Abiotik Pada Ekosistem Alami
Perbedaan ekosistem alami dan ekosistem buatan termasuk ekosistem pastura dapat dilihat dari stabilitas, keanekaragaman, produktivitas dan subsidi energinya seperti pada Tabel 1 berikut ini :

Tabel 2.1.  Perbedaan ekosistem alami dan buatan
Karakteristik Ekosistem
Alami
Buatan
§  Stabilitas
tinggi
Rendah
§  Keanekaragaman
tinggi
Rendah
§  Produktivitas
rendah
Tinggi
§  Subsidi energi
Tidak ada
Tinggi
§  Contoh-contoh
Hutan
Padang rumput alam
Sistem-sistem pertanian
Pastura buatan

Pada ekosistem pastura (pastoral ecosystem) yang ditunjukkan pada Gambar 2 mempunyai karakteristik sebagai berikut :
o   Komponen dasar         : tanah, tanaman, ternak.
o   Keluaran (out put)       : produksi tanaman dan produksi ternak
o   Campur  tangan manusia dapat dalam bentuk :
                                                  i.      Terhadap sifat dan ciri tanah, melalui kultivasi, fertilisasi, irigasi dan konservasi tanah.
                                                ii.      Terhadap fungsi populasi tanaman dan ternak, yaitu melalui pengaturan pertumbuhan, reproduksi, tingkat survival, kepadatan, efisiensi.
                                              iii.      Terhadap faktor-faktor pembatas, yaitu melalui manipulasi genetik, penyesuaian terhadap iklim, mengatasi kekurangan nutrisi, mengatasi serangan penyakit, kompetisi defoliasi oleh hewan lain, mengatasi bahaya kebakaran, pemangsaan oleh hewan lain dan faktor psychis hewan



.
 













Gambar 2.2.  Ekosistem Pastoral

            Aliran energi
Pengertian energi adalah sesuatu yang memberi kemampuan untul menjalankan kerja.  Di dalam ekosistem terlihat adanya dinamika tentu ada yang menjalankan kerja.  Hasil kerja dapat dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan tanaman sebagai organisme produsen, hewan sebagai organisme konsumen dan aktivitas dekoposer yang merombak sisa-sisa kehidupan.  Sumber energi utama dari ekosistem adalah radiasi matahari yang secara langsung atau tidak langsung, energi  ini dapat dirasakan dalam berbagai bentuk.. 
Energi radiasi matahari secara langsung dapat dirasakan sebagai cahaya yang energinya ditangkap dalam aktivitas fotosintesis tanaman untuk menghasilkan karbohidrat.  Energi radiasi juga secara langsung dirasakan sebagai panas yang menghasilkan suhu atmosfer dan  di dalam ekosistem   berpengaruh terhadap aktivitas metabolisme organisme.  Energi matahari secara tidak langsung dapat dirasakan sebagai berbagai proses iklim di atmosfer seperti angin, kelembaban, curah hujan dan lainnya yang juga berpengaruh terhadap dinamika populasi ekosistem.
Dengan demikian di dalam ekosistem energi matahari dikonversi menjadi energi komponen-komponen di dalam ekosistem.  Namun konversi ini tidak pernah sempurna. Secara umum dapat diketahui bahwa kandungan energi matahari adalah 1 – 3 x 1023 kalori/tahun.  Sedangkan energi yang diakumulasi dalam tumbuhan adalah 1 x 1021 kalori/tahun dan dalam herbivora adalah 5 x 1020 kalori/tahun.  Perilaku energi mengikuti Hukum Termodinamika I dan II sebagai berikut :
o   Hukum pertama ( I ), menyatakan bahwa energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain, tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan. Hukum ini disebut juga hukum konversi energi karena ada energi yang tersimpan dan ada energi yang terurai.
o   Hukum kedua ( II ), menyatakan bahwa tidak ada sistem pengubahan yang betul-betul efisien.
Menganut hukum ini, maka penangkapan energi matahari oleh tanaman  dalam bentuk energi gelombang elektro magnetik digunakan dalam proses fotosintesis, namun kapasitas fotosintesis tumbuhan terbatas, ditambah kehilangan melalui energi panas untuk kegiatan respirasi, transporasi dan translokasi..
            Mekanisme penangkapan energi radiasi matahari melalui fotosintesis dilakukan oleh organ sel tanaman penangkap energi yaitu khlorofil diikuti dengan penangkapan C02.  Secara sederhana prinsip rekasi fotosintesis adalah :
            6 C02   +   6 H20                                C6 H12 O6     +    6 O2
Namun sebenarnya proses ini melalui dua tahapan yang rumit, yaitu :
Tahap I  : Disebut fase terang, yaitu proses menghasilkan pereduksi NADPH dan ikatan P berenergi tinggi (ATP) dan pelepasan O2 dari fotolisa air.
Tahap II : disebut fase gelap, yaitu proses reduksi yang tercermin dari penangkapan Co2 dengan menggunakan pereduksi NADPH dan ikatan energi ATP sehingga dihasilkan karbohidrat.

Aliran energi pada produksi ekosistem pastoral dapat dilihat pada Gambar 3.


ALIRAN ENERGI
SUMBER KEHILANGAN
FAKTOR PASTURA

Energi fotosintesis
o   Dipantulkan
o   Panas
(90 – 100 %)
o   Materi tanaman
o   Species tanaman
o   Nutrisi tanaman






Energi tersimpan
o   Respirasi
o   Hilang melalui akar
(50 – 100 %)
o   Fase tumbuh
o   Iklim dan stress
o   Materi tanaman
o   Nutrisi tanaman





Energi termakan
o   Tidak termakan
(0 – 99 %)
o   Species tanaman
o   Fase tumbuh
o   Defoliasi oleh insekta

Energi metabolisme
o   Tidak tercerna dibuang melalui urine/faeces
(20 – 70 %)
o   Fase tumbuh
o   Kandungan N tanah
o   Species tanaman



 
Energi neto
o   Heat increment
(15 – 40 %)
o   Fase tumbuh


Energi tersimpan ternak
o   Energi dipakai
(15 – 100 %)
o   Bagian edible
o   Kandungan nutrisi
o   Fase tumbuh
o   Species tanaman


Energi dipasarkan
o   Kematian
(0 – 100 %)


Gambar 2.3.  Aliran energi pada sistem pastoral

            Siklus nutrisi
Pengertian nutrisi adalah unur-unsur hara mineral yang menjadi ikut membentuk tubuh organisme dalam ekosistem.  Unsur unsur hara mineral ini di alam bersirkualsi antara komponen biotik dan lingkungan fisiknya baik di atmosfer maupun di dalam lingkungan edapiknya.  Dengan demikian siklus, yaitu pemindahan yang berulang-uang antara terbentuk dan terurai terus-menerus antara komponen biotik dan abiotik. Ciri siklus pada ekosistem alami adalah :
a. Ada cadangan utama di alam, yaitu di atmosfer atau di tanah
b. Gerakan unsur terus-menerus
c. Ada tempat-tempat pembuangan
d. Mempunyai mekanisme umpan balik
Berdasarkan Gambar 4. nutrisi ini dapat dikelompokan dalam dua golongan, yaitu katagori siklus global yang meliputi C, H, O, N dan unsur-unsur gas lainnya.  Kedua adalah siklus lokal yang meliputi seperti P, K, Ca, Mg, Fe dan unsur-unsur mineral tanah lainnya.  Dari sudut ekosistem unsur yang dalam katagori lokal lebih bersifat kritis dibanding unsur dalam siklus global.  Kehilangan unsur yang bersifat global dapat dengan mudah bersirkulasi ke komponen biotik melalui mekanisme alami yang ada.  Namun unsur dalam sirkulasi lokal apabila keluar dari sistem melalui erosi, pencucian atau pemanenan akan sulit kembali tanpa adanya mekanisme khusus.  Berdasarkan mekanisme ini maka siklus nutrisi pada ekosistem pertanian pada umumnya dan ekosistem pastura pada khususnya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Materi atau nutrisi yang keluar dari ekosistem selalu ada melalui panen, pencucian dan erosi, sehingga menyebabkan degradasi lingkungan.
b.      Makin intensif sistem pengelolaan makin tinggi penguranan nutrisi melalui budidaya tanaman pertanian pertanian, pngembalaan pastura atau pemanenan rumput potong.
c.       Untuk mempertahankan stabilitas ekosistem pertanian dan atau ekosistem pastura ini dibutuhkan subsidi nutrisi dari tindakan penegelolaan melalui pemupukan.

PLANT
 
(A)


 







ATMOSPHERE
 
 
(B)



 














Gambar 2.4. Siklus nutrisi pada sistem pastoral.
(A)  Siklus lokal dari P, K, Ca, Mg, Cu, Zn, B, Cl, Mo, Mn, Fe
(B)  Siklus global dari C, N, O dan H
  1. Adaptasi Tanaman

Pendekatan ekologis adapatasi tanaman adalah bagaimana reaksi populasi dan komunitas tumbuh-tumbuhan terhadap pengaruh lingkungan, baik lingkungan fisik uklim, tanah dan lingkungan biotiknya.  Sedangkan konsep dasar pendekatan ekologis adaptasi tanaman ini adalah terbentuknya komunitas klimaks atau terbentuknya formasi klimaks.
Seperti diketahui bahwa tingkat organisasi tumbuhan secara hirarkis dimulai dari tingkat sel, jaringan,  individu species, populasi dan komunitas.  Individu species secara evolusi adalah kumpulan sel,  jaringan dan organ.  Sedangkan individu species ini berkembang biak membentuk populasi. Populasi species ini di alam tidak mungkin hidup sendirian,  tetapi berinteraksi dengan populasi species organisme lainnya membentuk yang disebut sebagai komunitas.
Pembentukan komunitas ini adalah hasil interaksi populasi-populasi species dengan lingkungan fisiknya yang disebut dengan suksesi ekologi.  Dengan demikian suksesi ekologi adalah perkembangan komunitas yang teratur meliputu perubahan-perubahan dalam struktur jenis tanaman.  Suksesi ekologi juga berarti penyusunan kembali formasi atau asosiasi komponen tumbuhan yang berakhir dengan terbentuknya suatu tipe vegetasi yang paling sesuai dengan lingkungannya.  Berikut ini adalah beberapa istilah yang sering digunakan dalam ekologi tumbuhan.
o   Sere                       : urutan komunitas
o   Tahap seral            : tahap perkembangan (tahap pioner)
o   Klimaks                 : suatu sistem akhir yang sudah mantap
o   Suksesi primer       :  suksesi yang dimulai dari awal
o   Formasi                 :  komunitas utama
o   Asosiasi                 :  komunitas minor (kelompok tumbuhan di bawah formasi yang timbul karena adanya lingkungan yang khusus)

Konsep terbentuknya formasi klimaks adalah karakteristik komunitas yang memenuhi dua syarat sebagai berikut :
a. Vegetasi yang mendominasi suatu daerah adalah sebagai reaksi terhadap pengaruh iklim dan tanah setempat.
b. Tumbuh-tumbuhan yang dominan adalah bentuk-bentuk yang mampu meman- faatkan secara maksimal sember-sumber lingkungan

Bentuk-bentuk formasi tumbuhan yang kita kenal dengan keberadaan vegetasi rumput-rumputan adalah sebagai berikut :
  • Grassland        : dapat diterjemahkan sebagai padang rumput yaitu lahan yang mempunyai penutupan vegetasi rumput-rumputan yang sangat dominan.
  • Savana             :  seperti juga padang rumput karena dominasi vegetasi rumput-rumputan masih dominan, tetapi diikuti dengan penyebaran tumbuhan kayu dan semak-semak.
  • Steppa             : karena lahan di sini kondisinya lebih kering, maka keberadaan vegetasi rumput-rumputan lebih jarang dengan penyebaran tumbuhan kayu yang juga jarang.
  • Woodland       : lahan di sini karena lebih basah, maka lebih didominasi oleh tumbuhan kayu-kayuan yang agak seragam, maka keberadaan rumput-rumputan hanyalah tipis.
  • Forest              :  karena lahan di sini kondisinya sangat basah, maka dominasi tumbuhan kayu-kayuan juga makin rapat dengan keanekaragaman yang tinggi, sehingga keberadaan rumput-rumputan sangat rendah, bahkan tidak  ada.

Berdasarkan interaksi vegetasi dengan faktor lingkungan yang mempengaruhi terbentuknya komunitas, maka pada prinsipnya terdapat tiga jenis pembentuk formasi klimaks, yaitu :




2.1.    Formasi Klimaks Iklim

Pada formasi tumbuhan ini, faktor yang dominan adalah keberadaan air melalui curah hujan.  Curah hujan yang tinggi atau makin banyak air maka keanekaragaman vegetasi makin tinggi.  Formasi yang terbentuk adalah hutan (forest) yaitu dominasi  tumbuhan kayu yang rapat dengan keanekaragaman yang tinggi.  Hubungan vegetasi dengan curah hujan dan suhu dapat dijelaskan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.2.  Hubungan vegetasi dengan PE-Indeks.(Thornthwaite)

TIPE KELEMBABAN
VEGETASI
PE-INDEKS
A : Super Humid
Hutan Hujan
> 128
B : Humid
Hutan
64 – 127
C : Sub Humid
Padang Rumput
32 – 63
D : Semi Arid
Stepe
16 –31
E : Arid
Padang Pasir
< 16

PE – Indeks        =          115 (r  / t – 1)10/9,
Di mana, r = hujan (inci) dan t = suhu (o F)

Padang rumput adalah komunitas vegetasi klimaks iklim yang terdapat di daerah dengan curah hujan rendah atau sub humid dengan PE-indeks 32 – 63.  Namun demikian seringkali ditemukan padang rumput di daerah lembah.  Padang rumput di daerah lembab tidak dapat dikatakan sebagai padang rumput sejati, tetapi merupakan suksesi antara yang disebut sebagai subsera atau juga suksesi sekunder atau masyarakat sub klimaks.

2.2.    Formasi Klimaks Edapik.
Pada suatu kondisi di daerah tropika benar-benar tidak dapat terbentuk formasi klimaks hutan tropika.  Namun yang terbentuk adalah suatu padamg rumput.  Kondisi seperti ini dapat terjadi karena pengaruh iklim termodifikasi oleh pengariuh tanah (edapik).  Dengan demikian formasi padang tumput di daereah lembah dapat terjkadi apabila ada penghambat pertumbuhan pohon-pophonan  Faktor pemghambat yang sering muncul adalah :
1) Drainage yang jelek
2) Permukaan air tanah yang tinggi.
3) Lapisan tanah yang dangkal
Sebagai contoh rumput Brachiaria mutica yang tahan kering maka dapat mendominasi didaerah curah hujan rendah, tetapi karena juga toleran terhadap genangan yang periodik maka dapat juga mendominasi di daerah-daerah yang berdrainage  jelek yang terdapat didaearah bercurah hujan tinggi.

2.3.    Formasi Klimaks Biotik
Pada kondisi lain dari faktor iklim dan tanah seperti yang dijelaskan sebelumnya, faktor yang lebih dominan adalah faktor biotik yang utamanya adalah faktor tindakan manusia.  Pada kondisi ini stabilitas padang rumput dipertahankan secara buatan, sehingga pertumbuhan perpohonan dihambat.  Faktor buatan ini adalah hasil tindakan manusia, berbagai contoh faktor biotik ini adalah :
1) Penebangan hutan
2) Kegiatan bercocok tanam
3) Penggembalaan
4) Pembakaran
5) Peladangan berpindah
Sebagai contoh padang alang-alang (Imperata cylindrica) dominan di daerah lembab atau sub lembab akibat pembakaran berulang-ulang.  Garis besar suksesi komunitas tumbuhan di dataran rendah tropika iklim basah dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.





 











Tanpa Pembakaran
 
Tanpa Penggembalan
 










Gambar 5.  Garis Besar Suksesi di Dataran Rendah Iklim Basah.


  1. Penyebaran Rumput dan Legum
Tanaman rumput-rumputan adalah kelompok tumbuhan dalam familia Gramineae, yang terdiri dari sub familia (tribus) yaitu Paniceae, Andropogoneae, Chlorideae dan Eragrosteae.  Sedangkan tanaman legum adalah kelompok tumbuhan dalam familia Leguminoseae, yang terdisi dari sub familia Papilionaceae, Mimosaceae dan Caesalpiniaceae.  Distribusi global tribus rumput-rumputan ini dapat dilihat pada Tabel  1.berikut ini :

Tabel  2.3.  Distribusi Global Tribus Rumput-rumputan

TRIBUS
DISTRIBUSI (%)
Agrosteae
8,2
Andropogoneae     (Belahan Timur)
17,2
Andropogoneae      (Belahan Barat)
8,2
Eragrosteae
8,1
Festuceae
16,5
Paniceae                   (Belahan Timur)
18,3
Paniceae                   (Belahan Barat)
33,3

Berdasarkan Tabel 1 di atas terlihat bahwa di permukaan bumi ini didominasi oleh dua  tribus utama yaitu, Andropogoneae (25,4 %) dan Paniceae (51, 6 %), dengan dominasi utama adalah tribus Paniceae.  Dari ke dua tribus ini terlihat adanya karakteristik penyebarannya. 

3.1. Distribusi genus-genus dari tribus Paniceae

Dari tribus paniceae dikenal berbagai genus yang mendominasi di permukaan bumi ini yaitu, Axonopus, Brachiaria, Cenchrus, Digitaria, Panicum, Paspalum, Pennisetum, Setaria.  Rumput-rumputan ini tersebar di daerah tropis dan subtropika, dengan karakteristik konsentrasi di belahan bumi sebelah barat lebih tinggi daripada di belahan bumi sebelah timur dengan konsentrasi yang  tinggi di Amerika selatan.
Pola distribusi sangat komplek karena sangat tergantung dari pengaruh faktor lokal, terutama iklim khususnya curah hujan dan suhu. 
Pola distribusi ini dapat ditunjukkan bahwa pada umumnya frekuensi rendah di dataran tinggi karena suhu yang terlalu rendah.  Namun demikian frekuensi rendah juga ditemukan didaerah yang suhunya terlalu tinggi.  Indikasi yang kuat adalah frekuensi tinggi ditemukan apabila musim tumbuh yang panjang dengan suhu yang sesuai, yaitu di daerah hutan hujan sampai savana lembab.

3.1. Distribusi genus-genus dari tribus Andropogoneae.

Dari tribus Andropogoneae.dikenal berbagai genus yang mendominasi di permukaan bumi ini yaitu, Andropogon, Brothriochloa, Cymbopogon, Dischanthium, Heteropogon, Hyperrhenia, Imperata, Saccharum, Sorghum, Themeda..  Rumput-rumputan ini tersebar juga di daerah tropis dan subtropika, dengan karakteristik konsentrasi di belahan bumi sebelah timur lebih tinggi daripada di belahan bumi sebelah barat dengan konsentrasi yang  tinggi di Indo-Malaysia.
Pola distribusi sangat komplek karena sangat tergantung dari pengaruh faktor lokal, terutama iklim khususnya curah hujan dan suhu. 
Pola distribusi ini dapat ditunjukkan bahwa pada umumnya frekuensi rendah di lintang  tinggi yang makin jauh dari garis katulistiwa karena suhu yang terlalu rendah.  Namun demikian frekuensi nya tergantung dari tipe vegetasi dominan.   Indikasi yang kuat adalah frekuensi tinggi ditemukan .di daerah hutan hujan pada tingkat seksesi sekunder sampai savana kering.  Dengan demikian pada penyebaran tingkat genus dam species tidak setegas pada tingkat tribus, karena  dipengaruhi pembatas utama yaitu : iklim, perkembangan evolusi, barier, geografis dan kondisi lokal terutama faktor biotik dan edapik.

3.3.    Penyebaran Legum

Pada tanaman legum, distribusi dan faktor yang mempengaruhi tidak terdokumen secara baik seperti halnya tanaman rumput-rumputan.  Namun demikian dapat dijelaskan bahwa beberapa legum asli yang berasal dari Amerika Tropis adalah Stylosanthes. Desmodium, Phaseolus, Centrosema, Leucaeana, Calopogonium dan lainnya.
Sedangkan legum-legum yang asli berasal dari Afrika dan Asia adalah : Glycine, Indigofera, Alysicarpus, Clitoria dan Dolichos.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar